sungguh ku ingin kembali,
kembali ke waktu kau melafazkannya.
saat itu ku ingin menekup bibirmu,
agar kau tidak menyatakannya..
kerna kini ku tahu pedihnya rasa diingkari..
Aku sering mengharapkan dia melintas dihadapanku. Aku suka melihat senyumannya yang pada pandangan aku, sangat menawan. Aku tabik sikapnya yang sederhana. Memang acuh tidak acuh tetapi aku tahu dia prihatin. Buktinya dia suruh aku untuk sering menghubungi orang tua ku di kampung dan sentiasa mendoakan mereka. Kata-katanya yang jujur dan simpati membuatkan aku semakin tidak keruan..Aku berasa damai apabila terpandang dia. Meskipun hanya bayangan yang kelihatan..dari jauh.